Minggu, 18 Mei 2008

DAMPAK KEMISKINAN TERHADAP GENERASI MUDA

Kemiskinan sudah dipastikan sebagai permasalahan yang dari dahulu sampai sekarang belum bisa terpecahkan, tidak pernah berhenti dan tidak bosan kemiskinan menghancurkan cita-cita masyarakat Indonesia khususnya para generasi muda.

Polisi, dokter, TNI, guru, penyanyi, penulis, pejabat, sampai presiden itu semua cita-cita anak bangsa. Tidak salah para generasi muda mempunyai cita-cita yang begitu tinggi dan mulia karena hak mereka untuk berekspresi selain itu sebagai motivator untuk memotivasi anak muda menjadi generasi muda yang inovatif dan kreatif.

Cita-cita generasi muda termasuk kelompok pekerjaan, ada alasan yang tepat kenapa mereka memilih cita-cita sebagai pekerjaan?, karena supaya tidak menjadi orang pengangguran dan tidak menjadi orang yang miskin.

Bakat dan cita-cita anak muda harus didukung agar anak muda lebih percaya diri dan optimis dalam menjalankan sesuatu supaya mental diri lebih kuat.

Sebuah pertanyaan yang harus dijawab bersama-sama, apakah anak-anak di Indonesia sudah mendapatkan haknya?. Masa era globalisasi sebuah persaingan untuk hidup layak begitu ketat, tidak hanya intelektual yang bermain tetapi uang pun ikut sebaga sponsor untuk meraih hidup yang layak. Kembali ke pertanyaan awal, apakah anak-anak di Indonesia sudah mendapatkannya?, melihat fenomena yang terjadi sebagian dari anak-anak Indonesia belum bisa merasakan haknya.

Kemiskinan sudah banyak 'membutakan' segala aspek, seperti pendidikan. Sebagian dari penduduk Indonesia sudah tidak mengenyam pendidikan lantaran keterbatasan ekonomi yang tidak mendukung, oleh karena itu masyarakat yang tidak bersekolah mengerjakan pekerjaan untuk sekedar kelangsungan hidup.

Pemerintah Indonesia sudah mengumumkan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk wajib belajar 9 tahun dengan gratis. Antusias masyarakat Indonesia sangat besar sekali karena itu sebuah kabar gembira yang sangat mengurangi beban khususnya dalam segi biaya.

Dalam hitungan bulan semua berubah arah, berbanding terbalik 100% antara ketetapan dan kenyataan. Kemiskinan sudah banyak menghancurkan semua, contoh kecil yang terjadi di lapangan banyak anak yang putus sekolah karena menunggak SPP, siswa SD yang nekat bunuh diri karena malu sering di tagih oleh pihak sekolah, anak di bawah umur bekerja keras dengan tujuan memberi sesuap nasi untuk keluarganya, banyak anak Indonesia yang seharusnya bersekolah dan bebas mengekspresikan diri tetapi terhalang oleh jeruji besi (penjara), dll.

Bagaimana Indonesia mau maju kalau generasi muda yang seharusnya bersekolah sekarang ikut merasakan menjadi korban faktor kemiskinan. Sungguh di luar dugaan sebelumnya hanya orang tua yang merasakan sebuah penderitaan, bahkan sekarang anak di bawah umur pun ikut terbebani oleh kondisi ekonomi yang minim.

Apa penyebab dari semua masalah itu?, sudah jelas dan tidak bukan lagi penyebabnya faktor kemiskinan. Kemiskinan sudah membentengi anak-anak Indonesia untuk tidak mengenyam pendidikan padahal pendidikan sangat penting dan sebagai 'motor' menuju arah lebih baik.

Pembukaan UUD 1945 terang-terangan dalam isinya menjelaskan tentang mencerdaskan kehidupan bangsa di tambah lagi pemerintah memberikan fasilitas sekolah gratis untuk masyarakat yang kurang mampu, kenapa masih banyak para generasi muda yang mogok sekolah?.

Siapa yang harus disalahkan dalam masalah ini?, ketika dalam posisi sebagai orang tua sungguh serba salah karena melihat dari segi materil sangat minim dan dari segi keinginan tentu sangat tinggi akan tetapi semua keinginan itu terhenti oleh ekonomi yang sangat minim, buat sesuap nasi pun susahnya setengah mati.

Kemiskinan sudah 'menjamur' ke semua aspek, tidak hanya aspek pendidikan tetapi juga aspek kesehatan, sifat mental, dll. Sungguh sangat memprihatinkan para generasi muda yang seharusnya mengibarkan cita-cita untuk maa depan dengan situasi dan kondisi seperti saat ini terpaksa menurunkan 'bendera' cita-citanya.

Wahai 'tikus negar' hentikan semua tindakan yang membuat semua orang kesusahan, sudah cukup meliat penderitaan yang dialami penduduk Indonesia. Berilah kami kesempatan untuk mencari masa depan, berilah kami kesempatan untuk mengibarkan kembali 'bendera' cita-cita untuk masa depan. Setidaknya harapan kami ada di pekerjaan anda.

Marilah penduduk Indonesia waktunya bangkit untuk mendapatkan hak kita dan jangan lupakan kewajiban kita sebagai masyarakat Indonesia dan makhluk Allah SWT. KAMI BANGGA MENJADI ANAK INDONESIA seandainya para penguasa menghargai anak-anak Indonesia.

HENTIKAH PERJALANAN KEMISKINAN !
STOP KEMISKINAN !

Tidak ada komentar: